Konsep
Dasar Perawatan Keluarga
OLEH: I PUTU GEDE WIDHIADNYANA
1.
Definisi
keluarga
Terdapat
beberapa definisi mengenai keluarga, antara lain:
a.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
dan emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat
dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
(Friedman, 1998).
b.
Keluarga terdiri dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang hidup bersama
dalam satu rumah tangga, anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain dengan peran sosial keluarga (Burgess dkk, 1963).
c. Keluarga adalah satu sistem sosial yang
berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan,
mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan
saling menyayangi (Murray, Zentner, 1997).
d.
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih
individu yang saling tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan
dukungan ekonomi (Hanson, 1996)
e. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (DepKes RI, 1998).
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang hidup bersama
dalam satu rumah tangga membentuk suatu budaya untuk mencapai tujuan bersama.
2.
Tipe
keluarga
Berbagai bentuk dan
tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber, dibedakan berdasarkan keluarga
tradisional dan keluarga non tradisional, seperti:
Menurut Maclin (1998) dalam Henny Achjar
(2010), pembagian tipe keluarga:
1). Keluarga
tradisional
- Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
- Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah atau ditinggalkan
- Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
- Bujang dewasa yang tinggal sendirian
- Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja
- Jaringan keluarga besar: terdiri dari keluarga inti atau lebih atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis
2). Keluarga
non tradisional
- Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anak saja)
- Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
- Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan menikah
- Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mimiliki pengalaman yang sama.
1). Keluarga
tradisional
- Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak angkat
- Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
- Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
- Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian
- Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari orang dewasa saja
- Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut
2). Keluarga
non tradisional
- Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
- Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga
- Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga
- Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
- Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
- Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
3.
Tugas
keluarga
Tugas
keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Tugas keluarga dapat dibedakan
menjadi lima, yaitu:
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda, dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
- Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
- Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
- Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
- Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
4.
Peran
keluarga
Menurut
Barbara Kozier (1995); Wahit Iqbal Mubarak (2006) peran merupakan seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari prilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Mubarak, Wahit
Iqbal,2006).
Peran
keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
a.
Peran formal keluarga
Berkaitan dengan setiap posisi
formal keluarga adalah peran-peran terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang
lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para
anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran-perannya: menurut
bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Nye dan
Gecas (1976) dalam Wahit Iqbal Mubarak (2006) mengidentifikasi enam peran dasar
yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu:
1). Peran
sebagai provider atau penyedia.
2). Sebagai
pengatur rumah tangga.
3). Perawatan
anak.
4). Sosialisasi
anak.
5). Rekreasi.
6). Persaudaraan
(kinship) (memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal).
7). Peran
terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).
8). Peran
seksual.
b.
Peran informal keluarga
Menurut Satir (1967) dalam Wahit
Iqbal Mubarak (2006) peran-peran informal bersifat implicit biasanya tidak
tampak kepermukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Beberapa
contoh peran-peran informal yang bersifat adaptif dan yang merusak
kesejahteraan keluarga antara lain:
1).
Pendorong
Pendorong, memuji, setuju dengan
dan menerima kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang
lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai
untuk didengar.
2).
Pengharmonis
Yaitu berperan menengahi perbedaan
yang terdapat diantara para anggota penghibur menyatukan kembali perbedaan
pendapat.
3).
Inisiator-kontributor
Mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
4).
Pendamai
5).
Penghalang
6).
Dominator
Cenderung memaksakan kekuasaan atau
superioritas dengan memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan
kekuasaannya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya dan tampil
sempurna.
7).
Penyalah
8).
Pengikut
9).
Pencari nafkah
10). Martir
Tidak menginginkan apa saja untuk
dirinya, ia hanya berkorban untuk anggota keluarga.
11). Keras
hati
12). Sahabat
13). Kambing
hitam keluarga
Masalah anggota keluarga yang telah
diidentifikasi dalam keluarga, sebagai korban atau tempat pelampiasan
ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak. Kambing hitam
berfungsi sebagai tempat penyaluran.
14). Penghibur
15). Perawat
keluarga
16). Pioner
keluarga
Yaitu membawa keluarga pindah ke
suatu wilayah asing, dan dalam pengalaman baru.
17). Koordinator
keluarga
18). Mengorganisasi
dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga, yang berfungsi mengangkat
keakraban dan memerangi kepedihan.
19). Distraktor
dan orang yang tidak relevan.
20). Distraktor
bersifat tidak relevan, dengan menunjukkan prilaku yang menerik perhatian, ia
membantu keluarga menghindari atau melupakan persoalan-persoalan yang
menyedihkan dan sulit.
21). Penghubung
keluarga
Perantara keluarga adalah
penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitor komunikasi dalam keluarga.
22). Saksi
Sama dengan pengikut, kecuali dalam
beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati, tidak melibatkan
dirinya.
5.
Fungsi
Keluarga
Fungsi
keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Mernurut Friedman (1998) dalam Henny
Achjar (2011) fungsi keluarga meliputi:
a.
Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi
keluarga hasil atau konsekuensi dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi
dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang ataupun sedih,
dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.
b.
Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam
melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang
diyakini anak, memberikan batasan prilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap
sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan
belajar berdisiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam
keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
c.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga
merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d.
Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi
kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya
melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk
memenuhikebutuhan keluarga.
e.
Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya
ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan
anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f.
Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis, terlihat
bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g.
Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan
keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku
anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan
tingkatan perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta: Sagung Seto
Friedman, Marilyn.1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik.Jakarta:EGC
Mubarak, Wahit Iqbal,dkk.2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.Jakarta: Sagung Seto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar