Jumat, 30 Maret 2012

Essay KAFE DAN HIBURAN MALAM SEBAGAI RUMAH PENYEBARAN HIV/AIDS


KAFE DAN HIBURAN MALAM
 SEBAGAI RUMAH PENYEBARAN HIV/AIDS
Oleh: I Putu Gede Widhi Adnyana

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan bentuk paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi HIV (Suzanne & Bare,2001). Penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunedeficiency Virus) ini sangat berbahaya dan menakutkan karena apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin dapat mengakibatkan kehilangan nyawa penderitanya kurang lebih dalam 10 tahun (Mansjoer dkk., 2001). Hingga saat ini, pengobatan untuk menyembuhkan penderita penyakit ini kembali seperti semula belum ditemukan (Hutapea, 2003)
            Keganasan HIV/AIDS tidak perlu dipertanyakan lagi. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat. Penyebaran penyakit ini dapat melalui hubungan seks dengan penderita, pemakaian alat-alat suntik secara bergantian, darah dan produk darah, serta dari ibu kepada bayinya (Suzanne & Bare, 2001). Untuk diketahui bersama, penyebaran penyakit ini telah membawa Bali menjadi peringkat ke-5 secara nasional dengan jumlah penderita AIDS terbanyak setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Papua dan DKI Jakarta. Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Nyoman Suteja, hingga bulan Agustus 2011 telah tercatat 4.552 kasus HIV/AIDS terjadi di Bali. Jika ditinjau dari perbandingan antara jumlah penderita dengan jumlah penduduk di wilayah bersangkutan, Bali menduduki peringkat ke-2 setelah Provinsi Papua.
            Semua faktor resiko yang memudahkan terjadinya penularan HIV di masyarakat dimiliki oleh Bali. Pelacuran, penggunaan obat bius dengan suntikan, penggunaan kondom yang rendah, dan perilaku seksual bebas berkembang pesat di provinsi wisata ini (Muninjaya, 1998). Belakangan ini, kasus tersebut seperti menjadi gaya hidup di masyarakat. Kasus-kasus tersebut banyak terjadi di kafe atau hiburan malam yang saat ini telah menjamur di berbagai wilayah. Laksana embun yang membasahi jamur, seperti itulah kafe atau hiburan malam yang seperti menyuburkan penyebaran penyakit AIDS. Karena hal tersebut, kafe atau hiburan malam dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya angka kasus HIV/AIDS.
            Pergeseran budaya saat ini merupakan faktor pendorong banyaknya hiburan malam yang dibuka. Dahulu orang cenderung menyegarkan pikirannya dengan kegiatan atau hiburan tradisional yang mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan, sedangkan saat ini orang lebih banyak mengisi dengan kegiatan yang identik dengan kebebasan tanpa batas melalui masuk ke kafe atau hiburan malam. Perubahan pola interaksi sosial masyarakat juga merupakan salah satu contoh pergeseran budaya yang mendorong banyaknya hiburan malam yang dibuka.
            Hal tersebut di atas dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengembang tempat hiburan malam untuk membuka usaha sebanyak-banyaknya. Tidak heran, dapat kita amati setiap jengkal wilayah di Pulau Dewata ini telah dipenuhi oleh keberadaan kafe atau hiburan malam. Lebih parahnya lagi, keberadaan kafe atau hiburan malam tersebut tidak hanya membanjiri daerah perkotaan saja, namun telah merasuk hingga ke pelosok-pelosok pedesaan yang ada di Bali.
            Pengembang hiburan malam tidak pernah berpikir apa dampak dari adanya hiburan malam tersebut di tengah-tengah masyarakat. Mungkin yang terpikir oleh mereka adalah meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Setiap tempat kosong mereka berusaha memanfaatkannya, tidak peduli di daerah apa tempat itu berada. Sebagai contoh, di sekitar daerah sekolah tinggi dan SMA terkenal di Bali telah disesaki oleh keberadaan kafe dan hiburan malam. Tidak hanya satu, bahkan sampai tiga kafe atau lebih. Yang membuat diri merasa heran, pemerintah seakan bungkam seribu bahasa terhadap keberadaan kafe-kafe tersebut. Seperti inikah dukungan pemerintah terhadap perkembangan generasi mudanya?
            Merebaknya kafe-kafe dan hiburan malam di daerah pusat pendidikan secara tidak langsung mengundang pelajar untuk ikut terbenam dalam dunia kebebasan yang ditawarkan kafe-kafe tersebut. Pelajar sebagai generasi remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang pemikirannya selalu diliputi rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu menyebabkan remaja melakukan berbagai percobaan dan eksperimen (Matono & Joewana, 2006). Kafe serta hiburan malam yang secara tidak langsung diperkenalkan kepada mereka, tentu saja mendorong rasa keingintahuan dan rasa ingin mencoba mereka. Ini tentu akan lebih banyak terjadi pada remaja yang labil akibat problematika kehidupan yang mereka alami.
            Para pelajar dan masyarakat telah terjebak pada kabar burung yang menyatakan kafe dan hiburan malam merupakan tempat untuk meredakan ketegangan saraf (Junaidi,2007). Mereka tidak menyadari apa yang akan terjadi nantinya pada diri mereka. Sekali mereka mencoba hiburan malam dapat diibaratkan mereka telah menanamkan bom waktu di kehidupan mereka mendatang.
            Kafe dan hiburan malam dapat menjadi suatu tempat transaksi berbagi hal  antar manusia. Pengunjung kafe dan hiburan malam dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Perbedaan dalam budaya dan gaya hidup tidak dapat dipisahkan jika berada di dalam kafe. Beragam budaya dan gaya hidup tersebut berbaur dan saling bertukar antar pribadi. Tidak hanya hanya hal-hal positif, hal-hal negatif pun ikut serta dipertukarkan. Hal-hal negatif tersebut antara lain obat-obatan terlarang, minuman keras, sex bebas, serta penyakit-penyakit infeksi yang menular seperti AIDS.
            Seperti yang sering ditayangkan di televisi sebagian besar kasus obat-obatan terlarang berhasil di ungkap keberadaannya di kafe atau hiburan malam. Jika dilihat hanya sekilas, tentu transaksi obat-obatan terlarang tersebut tidak dapat kita amati. Namun jika kita lihat secara mendalam, obat-obatan tersebut sering diperjualbelikan secara bebas di dalam kafe.
            Obat-obatan terlarang yang diperjualbelikan dapat beragam jenis dan bentuk, seperti: narkotika (ganja, heroin, kokain, morfin, dll.), psikotropika (ekstasi), dan zat adiktif lainnya (Darman,ed., 2006) . Penggunaan obat-obatan terlarang tersebut ada yang dengan cara diminum, dihisap, atau dimasukkan ke peredaran darah penggunanya, baik melalui suntikan maupun luka sayatan di kulit. Obat-obatan terlarang yang digunakan dengan cara suntikan inilah yang sangat berpeluang besar dalam penyebaran HIV/AIDS. Peluang ini akan semakin besar apabila alat-alat yang mereka gunakan yakni jarum suntik dalam kondisi tidak steril dan digunakan secara bergantian.
            Seseorang yang disuntik dengan alat yang sudah tercemar HIV, ia akan menghadapi risiko tertular virus ini (Muninjaya,1998). Hal ini karena virus HIV menular melalui darah yang masih tertinggal di alat-alat tersebut. Para pengguna tentunya tidak menyadari hal tersebut, dalam pikiran mereka dipenuhi keinginan untuk segera menggunakan obat-obatan terlarang tersebut.
            Obat-obatan terlarang serta minuman keras dapat memberikan sensasi yang menyebabkan pikiran para penggunanya seakan melayang-layang. Dalam kondisi tersebut mereka akan tidak mampu mengendalikan pikiran. Mereka dapat melakukan kegiatan atau hal-hal yang seenaknya, salah satu contohnya adalah sex bebas.
            Sex bebas merupakan kegiatan sex yang dilakukan dengan pasangan yang tidak hanya satu, namun banyak orang secara bergantian. Sex bebas inilah yang paling didengungkan masyarakat sebagai penyebar virus HIV yang paling banyak. Anggapan ini tentu saja tidak salah, karena sebagian besar penderita AIDS memiliki riwayat berganti-ganti pasangan dalam berhubungan sex. Penyebaran HIV melalui hubungan sex tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Wanita maupun pria memiliki peluang yang sama dalam menyebarkan virus HIV.
            Di jaman modern saat ini, cara hubungan sex telah mengalami perkembangan. Tidak hanya seperti dahulu, yang dikatakan hubungan sex yakni hanya berhubungan intim saja. Saat ini hubungan sex dapat dilakukan dengan beragam cara, antara lain cybersex (memuaskan birahi dengan tulisan, gambar dan adegan porno melalui internet), hubungan intim, oral sex (hubungan sex melalui mulut), anal sex (dimasukkannya penis ke dalam lubang dubur, yaitu cara penularan pada pria gay), dan lain-lain. Di daerah perkotaan, kegiatan sex tersebut sudah tidak awam lagi di telinga masyarakat.
            Bermacam cara dalam hubungan sex tersebut tidak menutup kemungkinan sebagai jalan penyebaran HIV. Hal ini karena virus HIV dapat ditularkan melalui cairan kelamin dan juga darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi oral sex maupun anal sex dengan kencan yang terinfeksi juga dapat menyebarkan virus HIV yakni melalui luka yang terjadi saat hubungan sex tersebut (Hutapea, 2003).     
             Dengan demikian, kafe dan hiburan malam memiliki banyak faktor yang dapat meningkatnya penyebaran HIV, seperti: penggunaan obat-obatan terlarang, minum-minuman keras dan seks bebas sehingga dapat dikatakan kafe dan hiburan malam sebagai “rumah penyebaran HIV”. Sebagai seorang pelajar yang terdidik, semestinya kita mampu untuk ikut serta dalam mengurangi penyebaran HIV tersebut dengan tidak ikut serta menikmati hiburan malam dan menjadi contoh positif bagi teman-teman maupun masyarakat sekitar. Selain itu pula, pemerintah hendaknya berperan aktif dalam menanggulangi hal ini, peraturan-peraturan mengenai ijin mendirikan kafe dan hiburan malam serta penyebaran AIDS harus dilaksanakan dengan tegas dan bertanggung jawab. Hal ini guna menghindari kesan yang mengatakan pemerintah bertindak hanya setengah-setengah, serta yang paling penting adalah untuk mengurangi angka kasus AIDS di Pulau Dewata ini. Desa adat sebagai salah satu bagian dalam struktur pemerintahan, juga harus melestarikan daerahnya dengan menegakkan awig-awignya. Dengan melakukan hal tersebut, tentunya akan dapat mendukung terwujudnya Provinsi Bali sebagai provinsi yang bebas dari AIDS.
             

3 komentar:

  1. Ikuti KONTES SEO RGOPOKER 2014 dengan TOTAL HADIAH 32 Juta Rupiah.. untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi www.kontes-seo-rgopoker.com, Terima kasih atas partisipasi anda.

    BalasHapus
  2. https://www.jualpenirumdijember.com/penirum-pembesar-penis-4-5-hari/

    BalasHapus